Secara umum media merupakan kata jamak dari
medium, yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk
berbagai kegiatan atau usaha, sepeti media dalam penyampaian pesan, media
pengantar magnet, atau panas dalam bidang teknik. Istilah media jug digunakan
dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media
pengajaran.
Selain pengertian di atas, ada juga yang
berpendapat bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang dapat
mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio,
televisi, dan sebagainya. Sedangkansoftware adalah isi program yang
mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku
dan bahan-bahan cetak lainnya, serita yang terkandung dalam film atau materi
yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya (Wina
Sanjaya, 2009: 163).
Perkembangan zaman dapat ditandai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih. Karena itu dalam proses
belajar mengajar perlu juga dikembangkan cara-cara mengajar dengan
mempergunakan media pembelajaran audio visual. Metode mengajar ini dikembangkan
karena di zaman modern ini siswa dituntut untuk menguasai teknologi tak
terkecuali teknologi pendidikan. Selain itu juga karena derasnya arus informasi
baru yang mengalir dari berbagai sumber, maka penggunaan media pembelajaran
merupakan salah satu cara untuk menampung segenap informasi yang tersedia.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
(2006: 120) kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut
Arsyad (2007: 3) media adalah alat-alat grafis, photografis, atau elektronis
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan, penangkap pesan, dan penyusun informasi.
Media audio menurut Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain (2006: 124) adalah media yang berkaitan dengan indera pendengaran,
di mana pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik
verbal maupun non verbal, seperti radio, cassette recorder,
piringan hitam, laboratorium bahasa. Jadi media audio adalah media yang hanya
berkaitan dengan indera pendengaran penerima pesan atau informasi.
Media audio merupakan media yang fleksibel
karena bentuknya yang mudah dibawa, praktis, dan relatif murah. Media audio
adalah media yang hanya dapat didengar saja atau berkaitan dengan indera
pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang
auditif baik verbal maupun non verbal (M Sobry dan Ida Rosyidah, 2009: 45).
Media visual menurut Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain (2006: 124) adalah media yang hanya mengandalkan
indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti
film strip (film bingkai), slides (film bingkai), foto, gambar, atau lukisan,
cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film
kartun. Media ini merupakan kebalikan dari media audio, media ini hanya
mengandalkan indera penglihatan penerima pesan atau informasi.
Adapun media audio visual menurut Sudjana dan
Rivai (2007: 58) adalah sejumlah peralatan yang dipakai oleh guru dalam
menyampaikan konsep, gagasan, dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang
dan pendengaran. Penekanan utama dalam pengajaran audio visual adalah pada
nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman konkret tidak didasarkan atas
kata-kata belaka.
Menurut M Sobry Sutikno dan Ida Rosyidah
(2009: 19) media visual adalah media yang dapat dilihat dengan panca indera.
Media visual merupakan hal yang sangat penting untuk diperkenalkan dan dipergunakan
oleh guru ketika membelajarkan siswanya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
(2006: 125) media audio visual dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Media audio visual gerak, yaitu media yang
menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides),
film rangkai suara, cetak suara.
2. Media audio visual diam, yaitu media yang
dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan
video cassette.
Pembagian lain dari media audio visual adalah
Djamarah (2006: 126):
1. Audio visual murni, yaitu baik unsur suara dan
unsur gambar berasal dari sumber yang sama, seperti film video
cassette.
2. Audio visual tidak murni, yaitu unsur suara
dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara
yang unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal
dari tape recorder.
Media ini merupakan media yang menggabungkan
dua indera dalam meneriam informasi atau pesan, yaitu indera pendengaran dan
indera penglihatan. Media ini tidak hanya menggunakan perangkat suara tetapi
juga menggunakan media display atau gambar dalam penyampaian pesan atau
informasi.
Penggunaan media pembelajaran sangat
bergantung pada tujuan pembelajaran, bahan ajar, kemudahan memperoleh media
serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pengajaran.
FUNGSI MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang
kongkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar
seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan di balik
realitas. Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang
abstrak dan menunjukan hal-hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan atau kerumitan
bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan
dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam
mengkomunikasikan materi pelajaran (Pupuh Fathurrohman dan M Sobry Sutikno,
2009: 65).
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat
apabila penggunaannya tidak sejalan dengan esensi tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan
untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan sebagai alat bantu
pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
Melalui penggunaan media pembelajaran audio visual diharapkan
dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi kualitas prestasi belajar siswa.
Menurut M Sobry (2008: 102 - 103) Bahwa ada beberapa fungsi
penggunaan media dalam proses belajar mengajar, di antaranya:
a. Menarik
perhatian siswa;
b. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran;
c. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan);
d. Mengatasi keterbatasi ruang;
e. Pembelajaran lebih komunikatif dan prodiktif;
f. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan;
g. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar;
h. Meningkatkan motivasi siswa yang mempelajari sesuatu/menimbulkan
gairah belajar;
i. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta;
j. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Jelaslah bahwa media audio visual merupakan media yang sebaiknya
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Media merupakan salah satu
metode untuk memperoleh kemudahan ketika proses pembelajaran dirasakan menemui
kerumitan dan kebosanan dalam pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya (2009: 169), secara khusus media
pembelajaran memiliki fungsi dan peran untuk:
a. Menangkap
suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat
diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian
perstiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. Guru dapat
menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil
rekaman video. Atau, bagaimana proses perkembangan ulat menjadi kupu-kupu;
proses perkembangan bayi dalam rahimdari mulai sel telur dibuahi hingga menjadi
embrio dan berkembang menjadi bayi. Demikian juga dalam pelajaran IPS guru
dapat menjelaskan bagaiman terjadinya pristiwa proklamasi melalui tayangan
televise atau sebagainya.
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan
pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan
dapat menghilangkan verbalisme.
Untuk memanipulasi keadaan, media dapat menampilkan suatu proses
atau gerakan yang terlau cepat yang sulit diikuti seperti gerakan mobil,
gerakan kapal terbang, gerakan-gerakan pelari atau gerakan yang sedang berolah
raga; atau sebaliknya dapat mempercepat gerakan-gerakan yang lambat, seperti
gerakan pertumbuhan tanaman, perubahan warna suatu zat, dan lain sebagainya.
c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga
perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai
contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik
perhatian siswa terhadap topic tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu
tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain sebagainya.
Dari beberapa fungsi di atas, maka media pembelajaran memiliki
nilai praktis sebagai berikut:
1. Media dapat mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
2. Media dapat mengatasi batas ruang
kelas. Hal ini terutama untuk menyajikan bahan belajar yang sulit
dipahami secara langsung oleh peserta. Dalam kondisi ini media dapat berfungsi
untuk:
a. Menampilkan
objek yang terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas
b. Memperbesar
serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat oleh mata
telanjang, seperti sel-sel butir darah/molekul bakteri dan sebagainya.
c. Mempercepat
gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat dilihat dalam waktu
yang lebih cepat.
d. Memperlambat
proses gerakan yang terlalu cepat.
e. Menyederhanakan
suatu objek yang terlau kompleks.
f. Memperjelas
bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh telinga.
3. Media dapat memungkinkan
terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan.
4. Media dapat menghasilkan
keseragaman pengamatan.
5. Media dapat menanamkan konsep
dasar yang benar, nyata, dan tepat.
6. Media dapat membangkitkan
motivasi dan merangsang peserta untuk dapat belajar dengan baik.
7. Media dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru.
8. Media dapat mengontrol kecepatan
belajar siswa.
9. Media dapat memberikan
pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai abstrak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar