Senin, 29 Juni 2015

MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL




Secara umum media merupakan kata jamak dari medium, yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, sepeti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet, atau panas dalam bidang teknik. Istilah media jug digunakan dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pengajaran.
Selain pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkansoftware adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetak lainnya, serita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya (Wina Sanjaya, 2009: 163).

Perkembangan zaman dapat ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih. Karena itu dalam proses belajar mengajar perlu juga dikembangkan cara-cara mengajar dengan mempergunakan media pembelajaran audio visual. Metode mengajar ini dikembangkan karena di zaman modern ini siswa dituntut untuk menguasai teknologi tak terkecuali teknologi pendidikan. Selain itu juga karena derasnya arus informasi baru yang mengalir dari berbagai sumber, maka penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk menampung segenap informasi yang tersedia.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 120) kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Arsyad (2007: 3) media adalah alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan, penangkap pesan, dan penyusun informasi.
Media audio menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 124) adalah media yang berkaitan dengan indera pendengaran, di mana pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam, laboratorium bahasa. Jadi media audio adalah media yang hanya berkaitan dengan indera pendengaran penerima pesan atau informasi.
Media audio merupakan media yang fleksibel karena bentuknya yang mudah dibawa, praktis, dan relatif murah. Media audio adalah media yang hanya dapat didengar saja atau berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif baik verbal maupun non verbal (M Sobry dan Ida Rosyidah, 2009: 45).
Media visual menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 124) adalah media yang hanya  mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film bingkai), slides (film bingkai), foto, gambar, atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun. Media ini merupakan kebalikan dari media audio, media ini hanya mengandalkan indera penglihatan penerima pesan atau informasi.
Adapun media audio visual menurut Sudjana dan Rivai (2007: 58) adalah sejumlah peralatan yang dipakai oleh guru dalam menyampaikan konsep, gagasan, dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran. Penekanan utama dalam pengajaran audio visual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman konkret tidak didasarkan atas kata-kata belaka.
Menurut M Sobry Sutikno dan Ida Rosyidah (2009: 19) media visual adalah media yang dapat dilihat dengan panca indera. Media visual merupakan hal yang sangat penting untuk diperkenalkan dan dipergunakan oleh guru ketika membelajarkan siswanya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 125) media audio visual dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1.      Media audio visual gerak, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara.
2.      Media audio visual diam, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.

Pembagian lain dari media audio visual adalah Djamarah (2006: 126):
1.      Audio visual murni, yaitu baik unsur suara dan unsur gambar berasal dari sumber yang sama, seperti film video cassette.
2.      Audio visual tidak murni, yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.

Media ini merupakan media yang menggabungkan dua indera dalam meneriam informasi atau pesan, yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan. Media ini tidak hanya menggunakan perangkat suara tetapi juga menggunakan media display atau gambar dalam penyampaian pesan atau informasi.
Penggunaan media pembelajaran sangat bergantung pada tujuan pembelajaran, bahan ajar, kemudahan memperoleh media serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pengajaran.

FUNGSI MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN


Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan di balik realitas. Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukan hal-hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran (Pupuh Fathurrohman dan M Sobry Sutikno, 2009: 65).
Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan esensi tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Melalui penggunaan media pembelajaran audio visual diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas prestasi belajar siswa.
Menurut M Sobry (2008: 102 - 103) Bahwa ada beberapa fungsi penggunaan media dalam proses belajar mengajar, di antaranya:
a.       Menarik perhatian siswa;                                         
b.      Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran;
c.       Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan);
d.      Mengatasi keterbatasi ruang;
e.       Pembelajaran lebih komunikatif dan prodiktif;
f.       Waktu pembelajaran bisa dikondisikan;
g.      Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar;
h.      Meningkatkan motivasi siswa yang mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar;
i.        Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta;
j.        Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Jelaslah bahwa media audio visual merupakan media yang sebaiknya digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Media merupakan salah satu metode untuk memperoleh kemudahan ketika proses pembelajaran dirasakan menemui kerumitan dan kebosanan dalam pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya (2009: 169), secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan peran untuk:
a.       Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian perstiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. Guru dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman video. Atau, bagaimana proses perkembangan ulat menjadi kupu-kupu; proses perkembangan bayi dalam rahimdari mulai sel telur dibuahi hingga menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi. Demikian juga dalam pelajaran IPS guru dapat menjelaskan bagaiman terjadinya pristiwa proklamasi melalui tayangan televise atau sebagainya.
b.      Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme.
Untuk memanipulasi keadaan, media dapat menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlau cepat yang sulit diikuti seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, gerakan-gerakan pelari atau gerakan yang sedang berolah raga; atau sebaliknya dapat mempercepat gerakan-gerakan yang lambat, seperti gerakan pertumbuhan tanaman, perubahan warna suatu zat, dan lain sebagainya.
c.       Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topic tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain sebagainya.

Dari beberapa fungsi di atas, maka media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:
1.    Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
2.    Media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini  terutama untuk menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta. Dalam kondisi ini media dapat berfungsi untuk:
a.       Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas
b.      Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat oleh mata telanjang, seperti sel-sel butir darah/molekul bakteri dan sebagainya.
c.       Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat dilihat dalam waktu yang lebih cepat.
d.      Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat.
e.       Menyederhanakan suatu objek yang terlau kompleks.
f.       Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh telinga.
3.    Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan.
4.      Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.
5.      Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.
6.      Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk dapat belajar dengan baik.
7.      Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
8.      Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
9.      Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai abstrak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar